pendidikanmu prestasimu

blog ini yang harus kamu terus kunjungi karena uptodate dengan dunia edukasi

Senin, 31 Mei 2010

Sesorang yang gemar membaca akan mempunyai pandangan yang luas, membuatnya menjadi manusia yang utuh, sedangkan orang yang gemar

berdiskusi membuat orang harus siap memberikan jawaban atau

mengajukan pertanyaan, dan orang yang gemar menulis

membuatnya menjadi mansia yang cermat

(Francis Bacon)

berawal dari membaca

Minat baca di kalangan remaja di kota-kota besar secara kasat mata telah tumbuh dengan baik. Meskipun hal itu hanya sebatas untuk jenis bacaan tertentu khususnya bacaan yang menghibur, namun kebiasaan membca ini secara bertahap dapat diarahkan kepada buku-buku yang membantu perkembangan jiwa remaja. Hal ini penting karena minat membaca sangat berkaitan dengan pendidikan dan pembinaan generasi muda sebagai aset berharga bagi suatu bangsa. Minat baca pada kalangan ini harus ditumbuhkan sejak mereka masuk usia taman kanak-kanak atau setidaknya ketika memasuki sekolah dasar.
Kegiatan membaca pada remaja sangatlah esensial karena masa remaja adalah masa terpenting dalam kehidupan manusia.. Pada masa remaja berbagai informasi akan menentukan perkembangan moral dan kepribadiannya. Bahan bacaan merupakan masukan yang penting bagi perkembangan mental seorang remaja, oleh karena itu apabila bahan bacaan anak dan remaja tidak diseleksi dengan baik, dan tanpa pengarahan dan penjelasan dari guru dan orang tuanya, maka akan mempengaruhi perkembangan psikologis seseorang.
Aktivitas remaja yang sangat bervariasi membutuhkan pendidik yang kreatif dimana hal yang mendasar untuk meningkatkan minat baca bagi remaja adalah dengan membiasakan seseorang untuk membaca sejak masih anak-anak. Yang terbaik adalah dengan menyentuh hati remaja agar timbul minat membaca dari dirinya sendiri dan bukan karena paksaan dari orang tua. Tentu saja tantangannya tidak ringan, karena begitu banyak kegiatan lain yang daya tariknya lebih besar dari pada membaca. Apalagi bagi masyarakat yang penghasilannya terbatas, maka buku-buku yang baik adalah barang yang mewah yang tidak terjangkau oleh isi kantong mereka. Oleh karena itu kegiatan membaca menjadi sangat terbatas karena tidak adanya bahan bacaan yang menarik, sedangkan buku-buku sekolah menjadi sangat membosankan. Bagi anak-anak kalangan menengah keatas, kegiatan membaca banyak tersaingi oleh kegiatan lain seperti nonton.
Kegiatan para remaja banyak yang membanggakan, namun tidak selalu sejalan dengan meningkatnya kegiatan membaca. Padahal anak remaja dan pemuda akan lebih kreatif dan mampu menghasilkan karya-karya yang menarik, indah, ekspresif, dan mempesona apabila berbagai kegiatan tersebut dibarengi dengan kegiatan membaca buku-buku referensi mengenai berbagai kegiatan yang mereka lakukan baik dalam kesenian, olah raga, hobby, atau kegiatan kreatif lainnya.
Bagi kalangan menengah keatas, adanya toko buku yang bergaya supermarket dan bergengsi sangat mendukung tumbuhnya budaya minat baca. Adalah sangat mengagumkan melihat toko buku yang begitu besar dipenuhi oleh berbagai tingkat usia, mulai anak-anak, remaja, pemuda, orang tua hingga kakek nenek. Pengelompokkan buku berdasarkan minat dan tingkatan sangat berguna dan mempermudah seseorang untuk memilih buku.
Tersalenggaranya temu wicara antara penulis dan pembaca di sebuah toko buku menciptakan suasana yang akrab dan menarik sehingga terjalin situasi yang harmonis dan menunjukkan bahwa seorang penulis adalah seorang yang dihargai masyarakat. Penghargaan masyarakat terhadap seorang penulis akan menumbuhkan minat anak dan remaja untuk menjadi penulis, apalagi kini terbukti bahwa banyak penulis yang menjadi kaya raya karena hasil karyanya.
Perhatian berbagai kalangan terhadap pendidikan remaja harus didorong oleh berbagai pihak untuk mendukung peningkatan budaya membaca generasi muda, disertai penyeleksian buku-buku yang berasal dari luar negeri dengan teliti serta bagaimana merangsang minat para anak dan remaja kita untuk dapat ikut menulis dan berkarya.
Meningkatkan minat baca pada remaja perlu didukung oleh gerakan meningkatkan penulisan buku. Terbitnya buku-buku hasil karya putera-puteri bangsa Indonesia akan meningkatkan kepercayaan bahwa anak bangsa kita inovatif. Hadirnya buku-buku karya remaja Indonesia sebagai penulis muda yang kreatif dan produktif, sangatlah membanggakan. Oleh karena itu, kini generasi baru penulis muda Indonesia membutuhkan pemerintah untuk mendukung hak berkreasi mereka melalui berbagai kebijakan. Program ini harus merupakan kegiatan yang terpadu baik di sekolah ataupun luar sekolah, baik di pemerintahan ataupun kalangan swasta. Para penulis harus diberi kemudahan dan fasilitas yang memadai. Para penerbit diberi bantuan agar mempermudah mereka membantu para penulis baik dalam honorarium, insentif, serta royalti agar mereka bersemangat menerbitkan buku-buku baru yang murah. Pemerintah perlu menyediakan subsidi yang besar agar biaya produksi buku menjadi murah dan mudah, sehingga dapat dijual dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat luas.

Gerakan meningkatkan budaya membaca harus merupakan bagian dari budaya masyarakat. Di era reformasi yang penuh keterbukaan seperti saat ini komunikasi adalah pintu gerbang kesuksesan. Dan dalam masyarakat yang sangat beragam maka komunikasi, termasuk melalui media cetak dan buku-buku, harus dapat diakses oleh berbagai kalangan.

Pendidikan anak usia dini

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
• Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
• Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
• Infant (0-1 tahun)
• Toddler (2-3 tahun)
• Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
• Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

pendidikan masa yang akan datang

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat.Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.

Mempertimbangkan pendidikan anak-anak sama dengan mempersiapkan generasi yang akan datang. Hati seorang anak bagaikan sebuah plat fotografik yang tidak bergambar apa-apa, siap merefleksikan semua yang ditampakkan padanya.

Empat pilar pendidikan sekarang dan masa depan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu: (1) learning to Know (belajar untuk mengetahui), (2) learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu) dalam hal ini kita dituntut untuk terampil dalam melakukan sesuatu, (3) learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan (4) learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).

tips pendidikan bagi anak

Pendidikan Anak

Sebagai orang tua kita ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anak kita. Dan hal itu dapat dilakukan dengan berbagai cara, memilihkan sekolah yang baik buat anak-anak kita.

Saat memasukan anak-anak kita ke playgroup berbeda dengan TK, karena yang diutamakan adalah beradaptasi/sosialisasi dengan teman sebayanya disamping ada tujuan lain diantaranya :

  • bermain & bersenang-senang, sharing, merasakan "menang dan kalah", melatih kreatifitas anak, melatih motorik kasarnya, mempersiapkan anak agar pada saat masuk TK sudah tidak lagi susah dalam bergaul / beradaptasi dengan guru serta teman-temannya..

Untuk pertimbangan pemilihan TK diantaranya adalah :

  • Agama, mencari sekolah yang sesuai dengan agama karena pelajaran agama harus sudah dikenalkan kepada anak dari sejak dia dalam kandungan Ortua & juga sejak dia sudah mengetahui/ mengenal agamanya. Atau mencari sekolah yang tidak berdasarkan agama tertentu sehingga diharapkan anak menyadari dan mengetahui adanya perbedaan agama, perbedaan ras dan anak dapat bersikap sopan terhadap yang lain dan anak sadar akan identitas dirinya tetapi juga luwes bergaul dengan mereka yang berbeda dari dirinya.
  • Lokasi, dekat dengan rumah karena anak masih kecil, mudah untuk diantar dan dijemput. Jika terpaksa memilih sekolah yang letaknya jauh dari rumah, pengunaan bis sekolah dapat dipertimbangkan. Bis sekolah dapat melatih anak untuk mandiri dan bersosialisai dengan teman–teman yang berada dalam bis tersebut apalagi jika kedua orang tua bekerja dan tidak ada yang dapat mengantar dan menjemput, tetapi jika mengunakan bis sekolah anak akan berada terlalu lama dalam bis sekolah.
  • Kurikulum, mutu pendidikan, kemampuan guru, dan sekolah tidak mematikan kreatifitas anak, dimana anak tidak dituntut untuk mengikuti kehendak gurunya.
  • Biaya, dengan biaya yang tidak terlalu mahal dan kualitas yang tidak mengecewakan.

Saat anak memasuki sekolah yang lebih tinggi SD, SMP, SMA pertimbangan mutu sekolah, disiplin sangat diutamakan, kemudian kita berpikir untuk memasukan anak-anak kita pada sekolah swasta sesuai dengan agama atau pertimbangan lainya. Sekolah swasta memiliki fasilitas lebih dari sekolah negeri, dan guru yang selalu membimbing, mengarahkan dapat mudah ditemui, dengan bayaran yang tinggi sekolah swasta hanya dapat dinikmati golongan tertentu yang akhirnya tidak ada perbedaan yang mencolok. Berbeda dengan sekolah negeri yang miskin akan fasilitas, guru yang terkadang tidak ditempat, sehingga murid "dipaksa" untuk mampu mandiri dan belajar sendiri, dan banyak keanekaragaman murid. Kebanyakan dan disadari atau tidak, memilih sekolah terkadang merupakan obsesi dari orang tua & rasa cinta Almamater.

Pendidikan anak bukan hanya disekolah saja, tetapi dirumah dan di masyarakat sekitar kita. Sebagai orangtua hanya berusaha membangun fondasi yang kuat untuk mereka termasuk mental-spiritual dan kita harus dapat menjadi teladan yang baik untuk anak kita.

Sebagai orangtua sebaiknya tidak hanya memikirkan IQ anak saja tetapi kita berusaha membentuk keseimbangan antara IQ dan EQ (kecerdasan emosional seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan), karena dengan EQ tinggi anak diharapkan dapat survive dalam segala masalah hidup walaupun anak itu hanya memiliki IQ yg rendah, dia mampu menghadapai kegagalan dan belajar mengambil pelajaran dari kegagalan tersebut. Pada seseorang yang memiliki EQ rendah sedangkan berIQ tinggi, atau di atas rata - rata akan mempunyai kecendrungan untuk sulit menguasai emosi.

Apapun usaha dan harapan orangtua pada anak hrus diingat bahwa itu adalah kehidupan anak bukan milik kita, maksud kita ingin anak kreatif dan mandir tetapi sudah ngatur semua masa depannya.

www.duniaanak.co.id



Selasa, 25 Mei 2010

pendidikan yang baik dan menyenagkan semakin digandrungi

pendidikan merupakan hal yanmg sangat urgen yang harus di miliki setap orang.karena pendidikan itu memanusiakan manusia